Monday 28 March 2011

Perkembangan Perekonomian Indonesia

 

Perkembangan Ekonomi Selama periode Orde Lama

Periode 1945-1965, ditandai oleh kekacauan perekonomian dan politik meskipun beberapa pertumbuhan ekonomi dapat disangkal memang terjadi selama bertahun-tahun. Namun, ketidakstabilan ekonomi makro, kurangnya investasi asing dan kekakuan struktural membentuk masalah ekonomi yang berhubungan erat dengan perjuangan kekuatan politik. Sukarno, presiden pertama republik Indonesia, memiliki menyukai vokal kolonialisme. Usahanya untuk menghilangkan kontrol ekonomi asing yang tidak selalu mendukung perjuangan ekonomi negara berdaulat yang baru.. 'Orde Lama' telah lama menjadi 'daerah hilang' dalam sejarah ekonomi Indonesia, tetapi pembentukan negara kesatuan dan penyelesaian isu-isu politik utama, termasuk beberapa derajat konsolidasi teritorial (serta konsolidasi peran tentara) sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional .
  

 Pengembangan Kebijakan dan Perencanaan Ekonomi selama periode Orde Baru

Orde Baru  Soeharto menolak mobilisasi politik dan ideologi sosialis, dan mendirikan rezim dikontrol ketat yang putus asa penyelidikan intelektual, tapi menempatkan perekonomian Indonesia kembali pada kesejahteraan. Arus baru investasi asing dan program-program bantuan asing tertarik, pertumbuhan penduduk yang tak terkendali itu karena program keluarga berencana berkurang, dan terjadi transformasi dari ekonomi terutama pertanian menuju ekonomi industrialisasi.
Tiga fase dalam periode ini, masing-masing yang patut dipelajari lebih lanjut:
a)      1966-1973): stabilisasi, rehabilitasi, liberalisasi parsial dan pemulihan ekonomi;
b)      1974-1982: booming minyak, pertumbuhan ekonomi yang cepat, dan meningkatnya intervensi pemerintah;
c)      1983-1996: pasca boom minyak, deregulasi, liberalisasi diperbaharui (sebagai reaksi terhadap harga minyak yang terus turun-), dan pertumbuhan ekspor yang dipimpin cepat. Selama tahap terakhir, komentator (termasuk ekonom akademik) semakin prihatin tentang korupsi berkembang di semua tingkat birokrasi pemerintah: KKN (Korupsi, kolusi, nepotisme) praktek, karena mereka kemudian menjadi dikenal

Penyelenggaraan perekonomian Indonesia sejak 1967 hampir selalu diliputi oleh masalah. Penyebabnya sangat sederhana. Sebagai antitesis dari pemerintahan Soekarno. pemerintahan Soeharto dengan sengaja menggeser orientasi perekonomian Indonesia dari sisi kiri ke sisi kanan (dari perekomian tertutup yang anti investasi asing ke perekonomian yang membuka investasi asing).
Padahal, pasal 33 UUD 1945 dengan tegas mengamanatkan agar perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargan. Sebagaimana dikemukakan oleh Bung Hatta, yang dimaksud dengan usaha bersama atas berdasar azas kekeluargaan itu adalah koperasi.
Dengan amanat konstitusi seperti itu, pergeseran orientasi kebijakan perekonomian Indonesia dari kiri ke kanan, sebagaimana dilakukan oleh pemerintah Soeharto, berpotensi menyebabkan terjadinya kerancuan konstitusional .


Perkembangan Politik dan Ekonomi
Pada Masa Reformasi

EraPasca Soeharto atau Era Reformasi diIndonesia dimulai pada
pertengahan1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei
1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie.
Latar belakang
Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang kemudian memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas hampir diseluruh Indonesia. Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya ,
Perkembangan politik dan Perkembangan ekonomi
Reformasi yang telah berjalan selama sembilan tahun dirasakan oleh sebagian kalangan sebagai usaha yang sia-sia. Reformasi tak kunjung membawa perubahan signifikan. Kehidupan ekonomi tak lebih baik ketimbang zaman orde baru, bahkan oleh sebagian kalangan dianggap lebih buruk. Pemberantasan korupsi, penegakan hukum, reformasi birokrasi, belum juga beranjak dari tempatnya semula. Reformasi, alih-alih menumbuhkan semangat hidup dan optimisme, malah memunculkan pesimisme di kalangan masyarakat. Terlebih belakangan muncul kekhawatiran krisis ekonomi gelombang dua siap-siap menerpa Asia, termasuk Indonesia. Pesimisme terhadap reformasi ini menimbulkan munculnya dua kelompok dengan dua sikap berbeda.
Pertama, munculnya kelompok romantik. Kenangan hidup enak di bawah rezim otoriter bangkit kembali. Barang-barang pokok, dulu ketika zaman Suharto, menurut kelompok ini, lebih mudah didapat dan harganya terjangkau. Setelah reformasi semuanya jadi mahal. Kondisi semakin parah karena di samping mahal, barang-barang pokok juga tidak ada di pasaran. Singkatnya, kelompok ini memandang masa reformasi tak lebih dari sebuah era kemunduran.
Kedua,  Pesimisme memunculkan kelompok yang tidak ingin kembali pada masa Suharto, tetapi juga tidak cukup sabar meniti jalan reformasi. Menurut kelompok ini perubahan melalui reformasi adalah perubahan semu yang sesungguhnya tidak mengubah apa-apa. Reformasi hanya melanggengkan struktur lama yang korup. Tak ada yang berubah sama sekali setelah reformasi.
Pejabatnya masih pejabat lama, birokrasi lama, partai lama, semuanya orang lama.
Mahasiswa ketika melahirkan reformasi memberikan cek kosong yang lantas cek itu diisi dan
dinikmati oleh muka lama yang bertampang reformis. Karena itu, kelompok kedua ini
menghendaki perubahan revolusioner dan perombakan total sistem yang ada agar sisa-sisa system
korup yang lama tercabut dengan akar-akarnya.



DAFTAR PUSTAKA :
1.         Materi pokok keuangan negara,Universitas Terbuka


0 comments:

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes